Come and See My World

Azzam dan Matematika (part 1)

Ketertarikan Azzam pada angka dan permainan-permainan yang berbau logika memang sudah dapat kami deteksi sejak dini. Saya ingat betul, betapa dia betah duduk manis untuk beberapa saat lamanya ketika disajikan setumpuk kepingan lego, puzzle, balok-balok dan kartu-kartu bergambar. Lalu saat TK A, dia sudah mulai menyukai angka, sudah paham konsep penjumlahan dan begitu antusias jika menjumpai lembar teka-teki silang di buku. Meskipun ujung-ujungnya nangis juga karena dia tidak mampu mnyelesaikan teka-tekinya.

Maka ketika saya mendapati surat pemberitahuan dari Ustadz Azzam di sekolah, yang menerangkan bahwa Azzam diikutsertakan ke dalam ajang seleksi kelas khusus Kompetisi Matematika Nalaria Realistik (KMNR) dari Klinik Pendidikan Mipa cabang Solo, jelas saya langsung berbunga-bunga. Yang membuat saya senang adalah, rupanya pengamatan saya terhadap Azzam sinkron dengan apa yang dilihat oleh pihak sekolah, utamanya oleh Ustadz yang membimbingnya sehari-hari di kelas. Hal ini sangat melegakan, karena paling tidak ini akan memudahkan kami, orang tuanya, dalam membantu dan memfasilitasi kebutuhan belajar Azzam sesuai dengan minat dan bakatnya.


Berikutnya, tentang apa itu KMNR dan KPM  juga sangat membuat saya kepo. Maklum, kan sudah lama tidak sekolah. Jika dihitung-hitung, sudah 20 tahun lamanya saya meninggalkan bangku SD. Jaman saya SD dulu, kompetisi-kompetisi tidak seheboh sekarang. Sekarang, begitu banyak macam lomba digelar oleh berbagai pihak, tidak hanya diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan saja, melainkan pihak swasta juga banyak menggelar kompetisi. Salah satunya yang masih sangat asing di telinga saya, ya KMNR dari KPM ini. Dari hasil googling dan bertanya pada guru di sekolah Azzam, KPM atau Klinik Pendidikan MIPA adalah sebuah lembaga pendidikan yang memfokuskan diri pada pendidikan Matematika Nalaria Realistik, yang menerapkan sistem pembayaran seikhlasnya. Maksudnya, semua anak yang dibimbing dalam lembaga ini tidak dipungut biaya, melainkan dipersilakan untuk memasukkan dana seikhlasnya ke dalam kotak yang disediakan setiap kali pertemuan.

KPM yang mempunyai 9 cabang di seluruh Indonesia, dan salah satunya ada di Solo ini, secara rutin menggelar ajang seleksi di sekolah-sekolah dasar, menjaring anak-anak dengan bakat di bidang matematika untuk diikutsertakan ke dalam kelas khusus bimbingan Matematika Nalaria Realistik. Nhah, pasti selanjutnya muncul pertanyaan, apa itu Matematika Nalaria Realistik. Jelasnya, bisa dilihat di sini. Dari kelas khusus ini, anak-anak yang terpilih akan berkesempatan memperoleh bimbingan seminggu sekali untuk mengasah bakat matematikanya. Harapannya, anak-anak tersebut akan siap untuk diikutsertakan pada berbagai ajang lomba matematika, salah satunya OSN (Olimpiade Sains Nasional).

Saya memang belum tahu banyak tentang lembaga ini, baru permukaannya saja yang bisa saya lihat, namun saya sudah langsung tertarik dengan lembaga dengan konsepnya yang menurut saya sangat wow ini.  Saya berpikir, anak-anak setipe Azzam, yang sangat bergairah saat melihat angka dan permainan logika, pasti akan sangat terfasilitasi oleh lembaga ini. Ditambah lagi, semua free, tanpa dipungut biaya, hanya nyawer seikhlasnya ☺. Sayangnya, KPM hanya membuka kelas dengan kapasitas siswa yang tidak banyak. Rata-rata hanya 15 anak saja per level. Itu artinya, Azzam harus berupaya ekstra keras jika ingin terpilih saat seleksi nanti.

Dari hari diterimanya surat pemberitahuan sekolah, Azzam hanya punya waktu 5 hari untuk mempersiapkan diri menuju hari seleksi. Bundapun mulai bersiap, download berbagai materi untuk belajar, dan menyediakan lebih banyak waktu khusus untuk Azzam #maaf ya dik Sasha, dik Tita. Dan memang semangat menggebu Bunda saja belumlah cukup, mutlak membutuhkan kesadaran penuh dari si pelaku untuk mau diajak berlari sama kencangnya dengan Bunda. Maka, sepertinya saya harus menurunkan sedikit ritme dalam menemani belajar anak yang belum genap berusia 7 tahun dengan fokus yang masih terus berubah-ubah ini. Terlebih saat guru Azzam berpesan, agar tahap seleksi ini dibiarkan mengalir saja, sayapun mulai mengendurkan syaraf, hehehe , tak lagi terlalu heboh membuat persiapan. Yak..santai saja…

Tibalah saat yang ditunggu-tunggu. Minggu, 17/01, ayah, bunda, dan dik Sasha mengantar Azzam menuju tempat seleksi di SMP Insan Cendekia, di Baki, Sukoharjo #dik Tita maaf, ya, ditinggal. Azzam tampak sudah siap dengan seleksi hari itu. Tampak jelas dari pertanyaannya sesaat sebelum tiba di lokasi “Bund, nanti aku mau hadiah mainan, pilih sendiri di toko mainan, ya?”. Azzam begitu yakin akan lolos seleksi, sehingga dia sudah sangat pede menuntut hadiah. Hehe..

Usai daftar ulang, kami menuju ruang kelas tempat test, lalu mencari  meja yang bertuliskan nama Azzam di atasnya. Suasana sudah ramai, namun tak menegangkan. Semua anak peserta seleksi, utamanya yang laki-laki sibuk bermain dengan mainan yang mereka bawa dari rumah. Sama sekali tak terasa aroma kompetisinya. Yah, namanya anak-anak. Begitu pengawas memasuki ruang kelas, semua anak bersiap di kursi masing-masing, para orang tua dipersilakan meninggalkan kelas, dan pintupun di tutup. Sesaat kemudian, para orang tua diarahkan menuju aula untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut perihal apa itu KPM dan KMNR.

Hal unik lainnya yang saya temui dalam seleksi oleh KPM ini adalah, materi ujiannya. Selain fokus pada pengembangan potensi bakat anak di bidang matematika, lembaga ini juga mempunyai misi untuk mengembangkan karakter islami dalam diri para peserta didiknya.  Maka materi ujiannya pun ada dua macam. Soal matematika dan soal agama Islam. Harapannya, melalui bimbingan lembaga ini, mampu dihasilkan generasi cerdas sekaligus beriman dan bertaqwa. Klop banget sama visi misi bunda, he..

Sesi perkenalan KPM dengan wali murid tak makan waktu lama. Kami pun kembali ke lantai satu menunggu Azzam yang sedang mengerjakan test. Beberapa anak sudah ada yang menggendong tas mereka keluar meninggalkan ruang test. Kami melongok dari jendela ke dalam ruang kelas melihat aksi Azzam di depan lembaran tes. Dia tampak masih tekun dan serius sekali, sementara sebagian peserta test yang lain sudah mulai resah ingin segera meninggalkan ruangan, karena sudah selesai mengerjakan. Setengah jam mendekati batas akhir waktu mengerjakan, pintu ruang kelas dibuka oleh pengawas. Semua anak berhamburan keluar, disambut oleh orang tua masing-masing. Kami tunggu Azzam tak kunjung muncul. Rupanya ia masih asyik di mejanya. Tersisa dua anak yang masih mengerjakan di ruang test, termasuk Azzam. Okay, kami paham betul, dia memang selalu bermasalah dengan speed. Dan akhirnya setelah kami meluangkan lebih banyak waktu menunggu dibanding orang tua yang lain, Azzam, one last man standing berhasil menyelesaikan soal test tepat di ujung waktu yang disediakan.

Selanjutnya, seminggu kemudian, tepatnya Jumat, 22, kami kembali dibuat menunggu dan resah karena pengumuman hasil seleksi MNR Azzam tak kunjung muncul di website KPM. Baru sekitar pukul 14 pengumuman terupload. Saya mendownload pengumuman dengan jantung yang berdegup kencang, asli tegang sekali. Alhamdulillaah..nama Azzam Syahdan Muhammad langsung saya dapati ada di urutan teratas daftar anak yang lolos seleksi masuk kelas MNR Plus. Wow!!! Dua buah kejutan sekaligus. Pertama, Azzam lolos seleksi. Kedua, Namanya ada di urutan nomor satu. MasyaAlloh, sungguh membanggakan.

Baik, kini petunjuk makin jelas. Petunjuk tentang apa yang menjadi minat dan bakat Azzam. Alhamdulillah Alloh memberikan kesempatan pada Azzam untuk berkenalan sekaligus bergabung ke dalam kelas yang Insyaalloh sesuai dengan passion-nya. Semoga ini menjadi awal dari perjalananmu yang menyenangkan dan penuh kejutan seru, Le.. Aamiin. Bismillah!    

Comments

Popular Posts