Come and See My World

Think Smart Before "Share"

Sepertinya makin sering kita mendengar kalimat berikut “Sekarang masyarakat kita sudah pandai. Mereka sudah bisa menilai mana yang baik dan mana yang buruk”. Ok, saya setuju. Tapi please, mohon dapat ditimbang-timbang lagi tentang penggunaan kalimat tersebut disesuaikan dengan konteksnya.

Saya sangat geram saat seseorang mengunggah link sebuah artikel yang bagi saya bermuatan negatif di akun jejaring social FB. Saya yakin banyak yang sependapat dengan saya, bahwa sebuah artikel yang mengedepankan pembelaan diri kelompok pecinta rokok dengan menampilkan cara pandang kelompok mereka yang katanya ‘out of the box’  adalah sebuah hal yang negatif. Lebih parah lagi saat artikel tersebut mengajak pebaca untuk membuat list orang-orang terkenal, ilmuan dan pemikir di dunia lalu menghubungkannya dengan aktivitas merokok, karena saat mikir cari ilham, mereka pake ngisep rokok. hellooo….! Pinter dikit, nape??! Dan yang paling menohok saya adalah, artikel tersebut disebarluaskan di FB dengan caption “Wow..Cerdassss”. Speechless saya membacanya. Dari caption-nya sudah sangat jelas bahwa si penyebar berita sependapat dengan isi tulisan dalam artikel tersebut.

Namun saat saya utarakan keberatan saya tentang hal tersebut, rupanya ia membantah tentang keberpihakannya pada si penulis artikel. Bahkan menyatakan diri bahwa ia bukan perokok, serta mengedepankan alasan bahwa masyarakat sudah pandai, sehingga dapat memberikan penilaian sendiri, mana yang baik dan mana yang benar. Makin tak habis pikir saya dibuatnya. Jadi maksudnya apa ini?? Jika anda tak sependapat dengan cara pandang para perokok dalam artikel itu, kenapa anda meng-klick tombol share berita itu? Jika anda tidak merokok, dan anda peduli dengan nasib bangsa ini, lalu mengapa anda sebar luaskan berita yang jelas-jelas mengangungkan kelompok pecinta rokok itu? Untuk apa?! Lalu jika alasannya untuk memberi edukasi publik, tentang “begitu lho cara pandang perokok, kalau ga setuju, ga usah ikut-ikutan”, karena telah beranggapan bahwa masyarakat kita sudah bisa menilai sendiri, maka edukasi macam apa itu? Apakah anda yakin, setelah membaca artikel tersebut, seorang anak SMP dengan interpretasi ala kadarnya akan secerdas diri anda dalam menerjemahkan isi artikel itu?

Masyarakat Indonesia memang sudah pandai, sudah tidak mudah lagi untuk dipengaruhi begitu saja. Namun hal tersebut tidak bisa lantas kita jadikan dalih untuk main share, asal sebar, artikel-artikel yang belum jelas asal-usulnya, terlebih artikel dengan muatan tidak mendidik. Sekecil apapun dampak yang mungkin dapat ditimbulkan atas sebuah bacaan, mustinya tetap harus menjadi bahan pertimbangan sebelum memutuskan untuk menekan tombol share. Itu bentuk tanggung jawab kita atas setiap aktivitas  dalam bergaul di dunia maya. Ibaratnya, saat kita mendapatkan satu buah durian busuk, masak iya kita akan dengan bangga membagi-bagikannya untuk teman-teman kita, lantas berkata “teman-temanku kan tau bedanya mana durian busuk dan tidak. Kalau tau busuk, ya sudah, jangan dimakan!”. Begitukah?

Masyarakat Indonesia sudah pandai. Karena itu, mari tingkatkan kepandaian Indonesia dengan lebih berhati-hati dan lebih bertanggung jawab saat berbagi berita. Please! 

Comments

Popular Posts