Tita si Ratu Unik
Tita ompong |
Ratu Iseng
Diusianya yang baru 2,5 tahun ini, Tita sudah mencatat banyak
kecelakaan yang disebabkan oleh tingkah polahnya yang diluar nalar kami, para
dewasa. Kira-kira dua bulan lalu, seperti biasa, setiba Bunda di rumah, semua
berhamburan keluar rumah menyambut kedatangan Bunda. Semua aman sampai saat
Bunda menarik pintu pagar untuk ditutup, lalu mungkin karena terdorong oleh
rasa penasarannya, Tita memasukkan kaki mungilnya di sela-sela roda pagar yang
tengah berjalan. Dan…untungnya Bunda segera menyadari apa penyebab pagar
mendadak macet. Rupanya kelingking kaki kiri Tita menghambat laju roda
pagar, nyaris terlindas. Innalillaahii…pecah sudah tangisnya. Tak terbayangkan, betapa sakit
kakinya saat itu…
Tak lama berselang, mungkin sebulan setelah kejadian kaki tergilas pagar, Tita kembali melancarkan aksi iseng yang memicu adrenalin ayah bundanya. Kali ini ia tengah asik main bersama kakak-kakaknya. Lalu ia berinisiatif untuk menutup wajahnya dengan selimut lalu berjalan dengan gaya menakut-nakuti kakaknya “haaanntuuu…haannnttuuu!” dan duuk!. Tita menabrak meja dan langsung menangis sejadi-jadinya. Kali ini, bunda harus membawanya ke dokter gigi dan merelakan satu gigi susunya tanggal sebelum masanya.
Ratu Tantrum
Yang terbaru, sepertinya Tita sedang dalam fase
getol-getolnya melakukan agresi. Agresi ia lancarkan dengan menggelar aksi
menangis sejadi-jadinya tanpa ada yang tau apa penyebabnya, dan menolak semua
upaya perdamainan yang kami tawarkan. Awalnya Cuma minta minum air putih. Lalu air
putih ditumpahkan ke baju, sampai basah kuyub. Lalu minta ganti baju. Sudah dilepas
bajunya, lalu ujug-ujug menolak dikenakan baju gantinya. Bunda yang sudah
kadung gemes dan ga mau dikalahkan oleh bayi dua tahun ini, tetap merayu sekuat
tenaga agar ia mau memakai baju kembali. Akhirnya setelah bersusah payah, Cuma berhasil
memakainan kaos singlet dan celana saja. Ya wis, bunda ngalah. Bunda malas memperpanjang konflik karena Bunda
masih harus ngepel lantai yang basah karena tumpahan air putih tadi. Belum
selesai ngepel lantai, Tita minta es krim. Di kasih eskrim, minta susu, permen,
dan seterusnya sampai akhirnya bunda ‘mutung’. Nhah…pada saat itulah Tita
memulai aksinya, nangis sejadi-jadinya. Oke, jadi yang salah bunda ini ya,
kenapa juga mutung. Kenapa ga sedikit lebih bersabar lagi. Hadeeh….ini memang
ujian kesabaran yang amat berat buat bunda ya, hehehehe. Astaghfirullooh…
Biasanya, setelah bunda istighfar seratus kali (versi
lebay), bunda sudah mulai bisa menguasai diri, lalu menghampiri Tita, dan
memeluknya (tapi asli, ati masih nggondok sebenarnya). Mungkin karena sudah
capek nangis, dan merasa menang kalinya, Tita menghentikan tangisannya. Dan kamipun
berdamai…
Ratu Protes
Kami para dewasa, harus lebih berhati-hati jangan sampai
melakukan hal diluar rutinitas, jika tidak ingin disemprot Tita. Yangti, yang
kebetulan ukuran sandalnya sama dengan sandal baru Azzam, iseng-iseng pergi ke
warung pake sandal Azzam. Tampaknya yangti kurang beruntung siang itu, karena
aksi beliau kepergok Tita. Tita spontan membombardir yangti dengan serentetan
pertanyaan seputar kepemilikan sandal itu. “Yangti, kok pake sandal itu to?”, “itu
sandal siapa?”, “itu kan sandal mas Azzam?”. Tita Terus mengintrograsi Yangti
sambil mengikuti dari belakang hingga tiba di warung. Dan sejak itu, Yangti
ogah pake sandal yang bukan sandal Yangti sendiri. Trauma, katanya. Hehehe.
Yah memang, semua yang tak lazim dilakukan, pasti akan dikomentari oleh Tita. Dari yang makan harus sambil duduk, mbaca ga boleh sambil tiduran, bahkan soal kostum yang dikenakan, jika tak sesuai pasti di protes.
Ratu Perhatian
Terlepas dari segala aksinya yang menuntut kesabaran dan
perhatian lebih, Titalah yang paling care,
paling perhatian dan paling responsive.
Terhadap Yangkung, Tita yang pertama mengambilkan jatah roti dan langsung
mengantarkan ke kamar Yangkung dan dengan mesra menyerahkannya “ini, Kuuung,
roti buat Yangkung”. Selalu begitu, tiap bunda pulang membawa buah tangan. Saat
kakak sakit, dan bunda harus meminumkan obat, Tita akan berlari sigap
mengambilkan air putih untuk kakanya. Saat menjelang tidur, bunda bersiap
merapikan tempat tidur, tanpa disuruh Tita sudah berdiri dibelakang bunda
dengan sapu ‘tebah’ ditangannya. Waarbiassaaa! Tita tau yang bunda mau. Hehe.
Pointnya adalah, Tita ini memiliki tingkat kecerdasan di
atas kakak-kakaknya sehingga kami orang tuanya juga harus mengimbanginya dengan
kreativitas dalam pola asuh yang plus-plus dan kesabaran ekstra tinggi.
Peringatan, negosiasi dan upaya-upaya jalan tengah lainnya tampaknya tak cukup
untuk memahamkan Tita akan sebuah peristiwa dan segala konsekuensinya. Tita
merasa semua hal harus ia coba , alami dan rasakan sendiri terlebih dahulu, supaya
ia bisa langsung rasakan dan alami akibat dan pengaruhnya bagi dirinya. Maka tak
jarang banyak insiden yang mewarnai proses tumbuh kembang Tita. Banyak tingkah sekarang
ga papa, Nak, yang penting besok tetep sholehah yaa… *kiss kiss
Comments
Post a Comment