Come and See My World

Tetap Tenang, Saat Buah Hati Terluka


Semua cara dan bentuk pengamanan untuk balita di rumah sudah dilakukan. Dari mulai menghindarkan benda-benda yang berpotensi menyebabkan kecelakaan, menutup setiap ujung siku meja, sampai meletakkan P3K di bagian rumah yang paling mudah dan cepat dijangkau. Namun yang namanya kecelakaan ya tetap saja kecelakaan, tidak bisa dihindari.


Minggu siang, saat semua sedang bersantai di ruang tengah, sambil menonton TV dan merasakan sepoi-spoi angin yang keluar dari fan yang berdiri di sudut ruangan, dan saya sendiri sedang ada di dapur, tiba-tiba dikejutkan oleh suara keras, suara baling-baling kipas angin yang tertahan oleh sesuatu. Dan sesuatu itu adalah jari tangan azzam! Semua panik.

Malamnya, masih di hari yan sama, azzam dengan bersemangat mengikuti ayahnya menuju garasi. Untuk masuk ruang garasi di rumah kami, memang harus menuruni 4 buah anak tangga. Koordinasi tubuh yang sedang tidak bagus (mungkin), atau sudah mengantuk, menjadi sebab azzam terpeleset dan tubuhnya meluncur ke bawah dengan posisi  wajah menghadap ke lantai. Semua panik. Lagi.

Kami memang sudah sering mengingatkan azzam untuk tidak melakukan aksi-aksi berbahaya semacam itu. “hati-hati, nak!”, “jangan ini, nak”, “jangan itu, nak!”, sampai bosan rasanya. Tapi kami memang tidak boleh berharap lebih mengingat yang kami hadapi adalah balita 3,5 tahun, dengan keingintahuan yang sangat besar dan keegoan yang sedang tinggi-tingginya.  

Jika semua sudah dilakukan, pencegahan, peringatan dan penanganan kecelakaan sudah disiapkan, maka tinggal menyiapkan ketenangan dan kesigapan orang tua saat kecelakaan terjadi. Semua buyar jika panik. Bisa saja malah akan bertambah buruk jika tidak tenang.

Comments

Popular Posts