Baby Queeta is in Da Hause
Diarra Queeta Almahyra |
Ini sudah memasuki bulan ke tiga
sejak Tita lahir, melirik blog sejenak, lalu mulai gusar karena tidak ada yang baru
disana. Ok, tiba saatnya untuk kembali bercerita. Cerita paling seru untuk
memulai tulisan di blog ini sudah pasti tentang lahirnya buah hati ketiga kami,
Tita.
Senin, 4 November 2013, Diarra
Queeta Almahyra datang menyapa dunia dengan sehat walafiat, cantik dan menggemaskan.
Setelah 5 jam sebelumnya saya harus menahan rasa sakit yang teramat sangat. Kontraksi
mulai datang sejak senin pagi harinya, lalu mulai meningkat selepas dzuhur. Menjelang
asar rasa sakit mulai datang semakin
rapat, hingga akhirnya diputuskan untuk segera menuju RS PKU Muhammadiyah,
Solo.
Sesampainya di rumah sakit, saya
tidak bisa langsung masuk kamar bersalin, karena seluruh ruangan disana penuh
terisi pasien yang hendak melahirkan. Maka saya ditampung di UGD terlebih dahulu.
Disana perawat segera memeriksa, sudah sampai bukaan berapa saya waktu itu. Terkejut
saat perawat mengatakan bukaan belum sampai seujung ruas jari, mengingat
sakitnya sudah terasa amat sangat. Perawat menyarankan untuk sementara pulang
terlebih dahulu, khawatir jika masih harus menunggu waktu yang lama untuk
mencapai bukaan lengkap. Ya sudah, akhirnya bersama yangkung bersiap untuk
kembali pulang. Si ayah yang beberapa menit sebelumnya ijin untuk mampir ke
kantor sejenak untuk mengemas beberapa hal yang belum sempat dilakukan karena
tergesa-gesa, tidak kunjung kembali ke rumah sakit untuk membawa kami pulang ke
rumah. Tak ada HP sehingga tak bisa menghubungi ayah, maka kami berdua hanya
bisa menunggu ayah.
Satu setengah jam kemudian…
Frekuensi kontraksi datang makin
sering. Sakit makin menggigit. Lalu saya mulai berfikir, jika kami tetap kembali
kerumah, lalu bagaimana jika ternyata bukaan makin banyak, bukankah malah ribet
nantinya. Akhirnya saya kembali meminta perawat untuk memeriksa kembali. Dan benar
saja, bukaan sudah bertambah menjadi 2 ruas jari. Alhamdulillah, kami tak jadi
pergi meninggalkan PKU waktu itu. Bertepatan dengan tersedianya ruangan di
kamar bersalin, bunda langsung di bawa masuk. Tak berapa lama kemudian ayah
datang. Yangkung yang sedari tadi menemani segera bertukar posisi dengan ayah.
Empat jam kemudian…
Ayah masih dengan seragam kantornya,
dengan sabar menemani bunda yang berjuang menahan sakit. Tepat pukul 21.30,
bayi perempuan dengan berat 3,3 kg lahir dengan selamat. Rasa bahagia tak
tergambarkan menyeruak memenuhi ruang di dada. Ayah menhujani bunda dengan
berpuluh-puluh kecupan di seluruh wajah, tanda syukur dan bangga atas
perjuangan bunda. Perawat segera meletakkan sang bayi di dada bunda untuk
proses inisiasi menyusui dini, dua jam lamanya. Bunda peluk erat bayi Tita yang
sangat menggemaskan dengan tak henti-hentinya memuji Alloh, Alhamduillahirobbilalaamiin.
Baby Queeta inisiasi menyusui dini |
Ini mungkin proses kelahiran
ketiga untuk saya, tapi berasa seperti perdana. Kelahiran pertama saya lalui
dengan proses spontan, tetapi dengan bantuan ILA, maka saya tidak merasakan
sakitnya kontraksi hingga bukaan lengkap. Lalu saat melahirkan Sasha, saya
harus melalui proses operasi Caesar. Dan yang ketiga ini, barulah saya rasakan
bagaimana puncak rasa sakit kontraksi yang sebenarnya. Rasanya wow sekali!
Comments
Post a Comment