Come and See My World

"Perburuan" Sekolah Dasar Dimulai!

Azzam sudah naik ke TK B. Sudah berusia 5,5 tahun saat ini. Dan pertanyaan paling sering saya dapat dari teman-teman adalah “Besok Azzam SDnya dimana, bunda?”.  Sebuah pertanyaan yang belum bisa saya jawab seketika. Ada banyak hal yang harus saya pertimbangkan untuk menentukan Sekolah A atau B atau C yang akan saya pilih sebagai tempat Azzam menimba ilmu. Semua orang tua pasti demikian, pasti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tersendiri yang mungkin tidak sama antara orang tua satu dengan lainnya.

Sebelum saya memulai perburuan untuk mencari SD terbaik versi saya, saya memulai dengan menentukan arah dan tujuan kami sebagai orang tua dalam mendidik anak-anak. Tujuan akhir dalam mendidik buah hati saya adalah menjadikan mereka anak yang sholeh dan sholehah plus. Plus dokter, plus arsitek, plus CEO. Yang saya maksud adalah anak-anak saya boleh jadi apa saja yang mereka mau, tapi mereka mutlak harus sholeh, Insyaalloh. Bukan sebaliknya. Jadi, menjadi sholeh is a must, sedang (hal baik) yang lainnya saya yakin akan mengikuti. Berangkat dari cita-cita besar tersebut maka fokus utama pendidikan bagi anak-anak saya adalah pada pembangunan karakternya. Saya mendambakan anak-anak saya memiliki karakter islami yang kuat, berdaya juang dan kreativitas tinggi. Singkatnya mereka harus berkarakter baik.

Arah dan tujuan sudah tersetting. Selanjutnya menentukan kriteria sekolah yang bagaimana yang akan saya pilih untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut. Yang pasti sekolah itu harus asyik untuk Azzam. Sekolah asyik menurut saya adalah sekolah dengan :

  1. Penanaman dan penerapan aqidah. Sekolah dengan lingkungan religiusitas yang kental, porsi materi keislaman yang sarat serta konsistensi penanaman dan penerapan aqidah dalam kehidupan sehari-hari akan langsung menjadi perhatian saya. Harapan saya, dengan penanaman dan pembiasaan sejak dini, karakter akan terbentuk dengan lebih mudah.
  2. Konsep pembelajaran yang menyenangkan. Anak-anak tidak tahu mengapa mereka harus belajar. Pemahaman mereka tentang masa depan belum ada, kosong. Yang ada hanyalah hari ini dan sekarang. Maka belajar itu harus menyenangkan. Saat ini makin banyak sekolah yang sudah menerapkan konsep fun learning, yang menyampaikan pengajaran di kelas dengan metode-metode yang menyenangkan. Nha, tampaknya saya tinggal identifikasi saja sekolah mana saja itu, lalu memasukkannya dalam daftar perburuan saya.
  3. Sekolah tanpa PR. Saya ingat dulu ketika saya SD, betapa malam-malam saya selalu disibukkan dengan mengerjakan PR yang tidak sedikit. Padahal di siang harinya sudah full dengan jadwal sekolah dan les. Sekarang saya mengidamkan untuk Azzam dan adik-adiknya nanti, sekolah yang memberikan waktu lebih di malam hari untuk bisa kami gunakan sebagai Quality time, dengan tanpa menghujani anak dengan PR. Jika selepas magrib kami masih punya banyak waktu untuk tadarus bersama, dilanjut dengan melakukan hal-hal ringan bersama, sekedar ngobrol membahas apa saja yang terjadi di siang harinya misalnya (tanpa TV tentunya), sounds perfect, right?
  4. Sekolah tanpa rangking kelas. Ini juga yang akan menjadi sorotan utama saya. Saya termasuk orang tua yang kurang sependapat dengan sistem ranking kelas. Dimana kecenderungannya akan melekatkan stempel pinter dan kurang pinter pada masing-masing anak. Yang berhasil duduk di peringkat 10 besar maka dia disebut anak pintar. Sedang yang ada di rangking 10 terbawah maka dicap bodoh. Sedangkan yang saya yakini adalah semua anak pintar, tidak ada anak bodoh. Setiap anak adalah unik, maka tidak bisa disamaratakan dengan memberikan materi dan alat ukur yang seragam. Maka sekolah yang menilai siswanya secara individual, fokus pada pengembangan potensi yang ada pada masing-masing anak, tidak perlu repot-repot membandingkan antar siswa, akan saya masukkan dalam daftar sekolah terbaik versi saya.


4 kriteria sekolah asyik menurut saya sudah tercatat. Selanjutnya, perburuan dimulai! 

Comments

Popular Posts