Buka Puasa 3 Kali Sehari (edisi belajar puasa)
Resah menunggu saat berbuka |
Persiapan dimulai dengan
memahamkan Azzam dengan penjelasan yang mudah ia mengerti tentang apa itu puasa
dan mengapa harus puasa. Menerangkan tentang sahur dan bagaimana sahur itu. Lalu
menggambarkan apa itu berbuka puasa dan betapa nikmatnya berbuka bersama. Maka
selama penjelasan berlangsung, Azzam dan Sasha pun sibuk menghujani bunda
dengan pertanyaan dan pernyataan yang lucu nan menggemaskan. “Bunda, aku ga
suka makan sayur, tapi aku pasti suka makan sahur”, seru Sasha.
Azzam tampak sudah sangat siap
setelah mendapat penjelasan Bunda. Hanya dengan sepatah pesan bunda sebelum
tidur, “Mas, nanti pagi jam 3, bunda bangunin sahur, langsung bangun ya, ga
usah pake nangis”, Azzam mantab mengucap “Ya, bunda”, tanda siap untuk
berpuasa. Dan Alhamdulillah, Azzam yang tidur di samping Bunda, seketika ikut
bangun ketika bunda bangkit dari tempat tidur untuk makan sahur. Alhasil makan sahur di puasa hari pertama
berjalan sangat lancar.
Tentu saja Azzam belum melakukan
puasa secara utuh, belum satu hari penuh. Pukul 08.00 Azzam sudah mengajak
Bunda untuk berbuka puasa. Lalu bunda memintanya untuk menunggu hingga pukul
09.00 untuk bisa segera makan roti yang sudah ia incar. Akhirnya, satu iris
roti dan segelas susu sukses jadi menu buka puasa tahap satu untuk Azzam.
Puasapun kembali dilanjutkan. Pukul 11.00 Azzam kembali merengek untuk makan
nasi. Bunda meminta Azzam untuk menunggu adzan Dzuhur berkumandang untuk bisa
menikmati buka puasa kembali. Sejam kemudian, buka puasa tahap dua pun digelar.
Setelah berbuka, puasa kembali dilanjutkan dengan kembali diberikan penegasan
kepada Azzam bahwa buka puasa baru akan dilakukan nanti setelah terdengar adzan
magrib.
Azzam sudah tampak lemas dan
lunglai saat jam menunjukkan pukul 16.30. Tampak sudah sangat merasa kelaparan
dan kehausan. Azzam mulai mendekati meja makan, melihat-lihat apa yang tersaji
di sana. Baru ada sirup buah rupanya. Untuk menyibukkannya, Bunda meminta Azzam
untuk menuangkan sirup buahnya ke dalam mangkok. Rupanya malah membuat Azzam
makin tak sabar menunggu bedug magrib. Dia terus menanyakan pertanyaan yang
sama berulang-ulang “Bunda, masih kurang berapa menit?”. Ufff…. Ok, bunda harus
sabar, bunda harus sanggup menjawab pertanyaan-pertanyaanmu sebanyak yang kau
tanyakan, nak. *tepok jidat J.
Sasha juga tak kalah antusiasnya
menyambut Ramadan. Tak terhitung berapa kali ia mendeklarasikan diri untuk ikut
berpuasa, namun tak terhitung pula berapa kali dia merengek untuk minta
dibukakan lemari tempat snack disimpan karena ingin nyemil. Yah, menahan lapar
dan haus memang bukan perkara gampang, terlebih bagi anak-anak. Bagaimanapun kacaunya
puasa di hari pertama Ramadan kali ini, Bunda tetap senang dan bangga bisa
menemani anak-anak mengenal dan berlatih puasa, sekaligus menyaksikan indahnya
semangat mereka untuk belajar beribadah, Subhanalloh, Walhamdulillah.
Comments
Post a Comment