Come and See My World

Sasha dan Toilet Training-nya


Pic source: parenting4tomorrow.blogspot.com
Saya ingat betul saat mengajak Azzam untuk memulai Toilet training, agar bisa segera lepas dari diaper. Saat itu Azzam berusia 2,5 tahun. Satu sisi sofa bagian paling kiri rusak karena dijadikan titik favorit Azzam untuk pipis. Dan butuh waktu berbulan-bulan untuk membuat Azzam mampu mengenali rasa ingin pipis dan mau mengatakan ‘pipis’. Memasuki usia 3 tahun azzam sudah berhasil lepas dari diapernya.

Sekarang saatnya tiba bagi Sasha untuk memulai latihannya. Ini sudah bulan ke dua baginya, sejak bunda mulai tidak memakaikan diapernya lagi setelah mandi pagi maupun sore. Diaper hanya di  gunakan saat bepergian saja. Dan selama dua bulan inilah kami memasang alas plastik selebar kasur diatas ranjang kami, agar jika Sasha ngompol di tengah tidurnya, pipis dapat tertahan, tidak tembus ke dalam kasur. Dua bulan yang penuh perjuangan. Berjuang menahan aroma tak sedap karena Sasha yang pipis sembarangan, berjuang tanpa jemu memahamkan padanya untuk tidak pipis sembarangan, dan berjuang merayunya untuk mau pipis di kamar mandi. 


Alhamdulillah, setelah dua bulan, tampaknya sudah mulai menampakkan hasil. Sesekali sasha sudah bisa berlari sendiri ke kamar mandi untuk pipis, tapi sesekali dia masih sering lupa juga, hingga masih kedapatan pipis sembarangan. Sasha sangat semangat saat diminta melepas dan memakai celananya kembali, menolak bantuan orang lain. Lagi-lagi, bukti anak perempuan belajar lebih cepat dari anak laki-laki.

Puas rasanya sudah melalui proses pembelajaran yang seru ini. And it’s time to share! Untuk para bunda yang sedang berjibaku dengan proses 'menceraikan' si buah hati dengan diapernya, berikut beberapa tips yang saya aplikasikan untuk mengajak Sasha berlatih ke kamar mandi. Artikel saya rangkum dari Babycenter dan berikut terjemahannya:


Sebagian besar orang tua pasti sangat ingin segera mengajarkan toilet training untuk si kecil, dan berharap dapat segera mengurangi bahkan menyudahi pemakaian diaper. Tapi sedikit dari orang tua yang mempersiapkan rentang waktu yang akan dibutuhkan untuk latihan tersebut.

Beberapa anak mungkin sudah bisa pipis sendiri (tidak ngompol) dengan latihan singkat, hanya butuh beberapa minggu saja. Namun beberapa anak yang lain bisa membutuhkan waktu latihan lebih lama lagi. Umumnya, semakin dini latihan diterapkan, makan makin panjang waktu yang akan dibutuhkan.

Anda dan anak anda akan lebih mudah melakukannya jika telah mengetahui beberapa elemen dalam latihan

A. Ukur Kesiapan Anak dan juga Kesiapan Anda

Saat anak berusia setahun, biasanya dia sudah dapat mengenali rasa ingin pup dan rasa penuh pada kandung kemihnya. Beberapa anak sudah siap untuk menjalani toilet training pada awal usia 18 bulan, sedang beberapa yang lainnya mungkin baru siap hingga menginjak usia 3 tahun. Banyak orang tua yang mulai mengajarkan toilet training saat anak berusia 2 -2,5 th.

Karena panjangnya rentang usia anak untuk tertarik melakukan toilet training, mungkin kita dapat mengenali tanda-tanda lain  yang menunjukkan kesiapan anak : apakah dia sudah bisa melakukan perintah-perintah sederhana? Apakah dia sudah bisa berjalan dan duduk? Apakah dia sudah dapat melepas dan memakai kembali celananya? Pastikan untuk tidak terlalu memaksa anak untuk melakukannya., karna memaksa anak yang memang belum siap akan menyebabkan kontra produktif.

Dan jangan berharap pula bahwa satu anak akan belajar sama cepatnya dengan anak lain. Anak laki-laki pada umumnya akan belajar lebih lama dari anak perempuan, dan anak kedua (atau seterusnya) akan belajar lebih cepat daripada anak pertama.

B. Belilah perlengkapan yang tepat

Pertama-tama dan terpenting adalah membeli kursi potty ukuran anak-anak atau dudukan toilet khusus yang bisa dipasangkan di toilet regular. Dengan peralatan yang sesuai, anak akan lebih nyaman menggunakannya daripada jika menggunakan toilet orang dewasa.

Cari tau perlengkapan yang paling sesuai untuk anak anda sebelum memutuskan untuk membeli, lalu libatkan ananda untuk memilih perlengkapan yang ia sukai. Saat perlengkapan sudah siap di rumah, tuliskan namanya diatasnya, lalu ajak dia untuk bermain menggunakannya.

C. Mulailah Pembiasaan

Ajak ananda untuk pergi ke kamar mandi, atau menggunakan potty nya secara teratur setelah makan pagi, sebelum tidur , atau kapan saja saat ia menunjukkan tanda-tanda ingin ke belakang. Ini akan membuatnya terbiasa dan menjadikannya sebagai salah satu rutinitasnya. Kitabisa meletakkan potty portable di tempat yang mudah terjangkau, jika akses ke kamar mandi agak jauh.

D. Beri Contoh

Anak-anak belajar dari meniru dan mengamati  anda saat menggunakan kamar mandi sebagai cara alami mereka untuk memahami tentang apa sebenarnya guna toilet. Untuk anak laki-laki, mungkin akan lebih mudah mencontohkan buang air kecil dengan cara duduk di closet. Lalu jika ia sudah mahir, ia bisa melihat sang ayah yang buang air kecil dengan berdiri, maka akan lebih mudah dan cepat baginya untuk melakukannya.

Saat mendemonstrasikan kepada ananda, menjelaskan setiap tahapan dengan bahasa yang sederhana mulai tanda-tanda kapan harus ke kamar mandi, bagaimana cara menggunakan toilet, lalu bagaimana cara membersikan akan sangat membantu mempercepat pemahamannya.

E. Jelaskan Prosesnya

Tunjukkan pada ananda hubungan antara aktivitas buang air besar dengan kegunaan toilet. Jika ia pup di diapernya, maka tetap ajak ia ke toilet, dudukan, dan buang isi diaper ke dalam closet di bawahnya, agar ia melihat saat kotorannya menghilang saat disiram.

Menjelaskannya dengan bantuan buku atau video yang bercerita tentang langkah-langkah menggunakan toilet, akan sangat membantu ananda untuk semakin familiar dengan cara menggunakan kamar mandi.

F. Perkenalkan Latihan Malam

Jangan buru-buru menyimpan diapernya dulu. Meskipun ananda sudah terbiasa tetap kering sepanjang hari, mungkin akan butuh beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun untuk membuatnya bisa tetap kering di malam hari. Pada usia ini (2 tahun), tubuh ananda masih belum matang untuk bisa bangun sendiri dari tidurnya di malam hari untuk pergi ke kamar mandi. Dan sebenarnya sangat normal bagi anak jika masih ngompol saat tidur di malam hari hingga memasuki usia sekolahnya.

Saat sudah siap untuk memulai latihan di malam hari, ananda sebaiknya tetap menggunakan diaper saat tidur, sambil terus di dorong untuk menggunakan potty nya untuk pipis atau pup. Katakana padanya jika terbangun di tengah malam dan ingin pipis, panggil bunda untuk minta bantuan. Atau kita bisa meletakkan pottynya tepat disamping tepat tidurnya.

Jika ananda sudah mulai bisa mengatur dirinya agar tetap kering sepanjang malam, maka ini adalah saat yang tepat untuk memulai latihan malam tanpa diaper. Pasang alas plastik untuk melindungi kasur anda. Ajak ananda pergi ke kamar mandi untuk pipis terlebih dahulu sebelum tidur. Dan lihat perkembangannya. Saat bangun tidur, segera ajak ke kamar mandi sebelum ia memulai harinya.

Tapi ingat bahwa banyak anak belum siap untuk tetap kering di malam hari sampai memasuki usia sekolahnya. Dan tidak banyak yang bisa kita lakukan untuk hal ini. Tapi kita bisa mengusahakannya dengan membatasi minumnya sebelum pergi tidur. Dan jika ananda tampak belum bisa menahan untuk ngompol di malam hari, sebaiknya pakaikan kembali diapernya dan coba lagi latihannya beberapa bulan kedepan.

G. Hore..Berhasil!

Percaya atau tidak, saat anak sudah siap secara fisik maupun mental untuk mempelajari suatu keahlian baru, maka ia pasti akan bisa. Dan jika kita menunggu sampai ia benar-benar siap untuk memulai, maka prosesnya tidak akan begitu sulit untuk anda maupun si buah hati.


Comments

  1. Mksh ya bun artikelnya mmbuat saya termitivasi dan terhibur...sering marah2 krn mmng btuh proses dan kesiapan si kecil dan benar mmg tdk boleh mamaksa

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts