Azzam Menulis A-Z-Z-A-M
Pagi itu Azzam sudah berseragam
lengkap, menjinjing tasnya dan siap berangkat ke sekolah. Sebelum meninggalkan
ruangan tengah kami, Azzam yang saat itu tengah membawa sebuah buku bertemakan
pesawat, tiba-tiba menghentikan langkahnya, menatap bunda seraya bertanya
“Bunda, aku pengen kasi lihat buku ini ke guruku. Aku boleh bawa buku ini ke
sekolah?”. Bunda mengangguk tanda memperbolehkannya, tapi meminta Azzam untuk
menandai dulu buku itu dengan menuliskan namanya.
Azzam baru belajar menggunakan
pensil dan bolpen. Selama ini goresan yang ia hasilkan masih beruba
coretan-coretan, kurang berbentuk. Bentuk geometri yang mampu ia hasilkan baru bentuk
lingkaran, itupun tidak benar-benar melingkar, agak peyok di sana-sini. Tapi
seiring dengan usahanya untuk belajar mengenal huruf, Azzam mulai berusaha
untuk bisa menghasilkan tulisan yang mirip dengan bentuk huruf dan angka. Jadi, saat bunda meminta Azzam untuk
menuliskan namanya di bukunya, bunda memang tidak berekspektasi terlalu tinggi.
Mendengar permintaan bunda, Azzam
buru-buru mencari bolpen, dan segera mengambil posisi menulis di lantai. Bunda
yang sibuk mondar-mandir mempersiapkan segala sesuatu untuk di bawa ke kantor,
tidak sempat menunggui proses Azzam menulis. Segera setelah bunda sudah
benar-benar siap untuk berangkat, bunda menghampiri Azzam untuk melihat apa yang ia tulis.
Menakjubkan. Azzam berhasil
menuliskan namanya di halaman buku itu. Tiap-tiap huruf dituliskan dengan garis
yang masih ragu-ragu, sepertinya, sehingga hasilnya pun tampak kurang mantap.
Tapi itu sungguh luar biasa. Bunda segera menghampiri Yangkung, menunjukkan
hasil tulisan sang cucu, dan beliau spontan mengucap “Subhanallah”
Sebuah hal yang sangat sederhana,
tapi begitu membahagiakan kami…
Comments
Post a Comment