Come and See My World

Demam Coboy Junior


pict source: chenk-rahman.blogspot.com
Ini bisa saya bilang sebuah kesalahan terbesar selama 4 tahun saya mengasuh balita-balita saya. Kesalahan yang tidak saya perkirakan sebelumnya akan berdampak luar biasa pada si kedua Sasha. Mungkin akan terkesan lebay, tapi memang bagi saya ini masalah besar, dan akan menjadi semakin besar jika saya biarkan berlarut-larut.

Semua berawal pada akhir tahun 2012 yang lalu, sekitar bulan Oktober. Saat itu Sasha tiba-tiba bersenandung dengan ucapan yang cadel “bidadali, jatuh dali culga”, dan semakin hari semakin sering ia nyanyikan. Awalnya saya cuek, tapi lama-lama terpancing juga untuk bertanya “Dik sasha nyanyi apaan sih, dik?”. Lalu dijawab “eya-eya!”.


Selidik punya selidik, itu adalah lagu yang sering dia dengarkan dari HP mbak Yani, yang dinyanyikan oleh group penyanyi cilik Coboy Junior. Siapa mereka dan lagunya seperti apa saya pun tak begitu tertarik untuk mencari tau lebih lanjut. Saat itu saya hanya berkesimpulan bahwa group itu menyanyikan lagu bergenre anak-anak. Jadi sayapun tak keberatan saat mendengar Azzam dan bahkan Sasha meneriakkan sepenggal lirik lagu itu.

Saya sadar ini mulai menjadi masalah di bulan Desember. Saat kami harus menghadiri sebuah acara, yang mengharuskan kami mengenakan baju khusus, yang saya yakin Sasha sudah pasti menolak untuk mengenakannya. Sasha sudah mulai pilih-pilih kalau soal baju. Yang tidak biasa ia pakai, bisa dipastikan ia enggan memakainya. Jadi saya harus mencari ide pengalih perhatian Sasha untuk membuatnya mau dipakaikan baju barunya tanpa disertai perlawanan sengit Sasha.

Saya teringat Coboy Junior. Sasha sangat menggemari lagu itu, maka saya berpikir dia pasti akan lebih antusias lagi jika melihat videonya. Maka saya meminta ayah untuk mendownloadkan video Coboy Junior dan disimpan di Hp ayah dan bunda. Pikir saya, saat saya memulai upaya memakaikan baju Sasha, akan saya putarkan video itu untuk mengalihkan perhatiannya sehingga tidak menolak dan meronta saat dipakaikan bajunya.

Yes! Usaha mendandani Sasha sukses, tidak ada perlawanan, berkat video itu. Kami pun bisa menghadiri acara tepat waktu dengan konstum yang sesuai. So, mana masalahnya? Bukannya ini cerita sukses?. Yah, ini adalah awal dari semuanya. Setelah malam itu, Sasha rajin meminta Hp ayah atau bunda, dan memaksa untuk distelkan video Coboy Junior. Lama-lama saya pun mulai memperhatikan liriknya dengan seksama. Dan akhirnya saya tau apa isi lagu-lagu mereka. Gubraak!! Sama sekali jauh dari unsur anak-anak. Semua tentang cinta-cintaan, pacaran, dan aaarrggh…mereka baru anak SD! And the worst part is, aku membiarkan anak-anakku menikmatinya!!

Jelas itu bukan hal yang pas untuk dikonsumsi anak-anak, apalagi balita. Kalau anak-anak saja sudah membahas soal sayang, cinta dan pacaran, lalu apa lagi yang bisa kita harapkan dari mereka kelak. Tak habis pikir, apa yang ada di benak para orang dewasa di balik pemunculan group ban cilik Coboy Junior itu. Pasti cuma ada uang di pikiran mereka!

Ini masalah besar bagi saya. Lirik lagu dewasa yang sudah pasti tidak sesuai dengan usia balita, jelas akan berdampak buruk bagi perkembangan psikologi anak. Anak belum mengerti maksud dari lirik lagu-lagu dewasa yang kebanyakan bertemakan cinta, perselingkuhan, pengkhianatan dan hal lain yang belum pas untuk mereka cerna. Sedangkan daya rekam anak terlebih di usia balita sangat kuat. Maka anak akan dengan mudah mengingat lirik-lirik lagu dewasa namun tidak dapat menginterpretasikannya dengan benar. Dengan interpretasi yang salah, pasti akan berdampak buruk bagi pembentukan karakter anak.  

Sekarang video itu sudah tidak lagi ada di Hp bunda. Tapi Sasha masih saja memperlihatkan reaksi lebaynya saat melihat Coboy Junior lewat di sebuat iklan di TV. Berteriak dengan mata berbinar, penuh harap bisa bertemu mereka, persis anak ABG yang sedang menggandrungi seorang artis. “Duuuh….Bunda ga suka, nak! Sangat tidak suka!”.

Yah..salah bunda memang, karena kurang cermat sebelumnya. Berharap semua pihak memahami keinginan dan harapan saya tentang bagaimana seharusnya menyediakan hiburan bagi anak rasanya sulit terjadi di negeri ini. Apa boleh buat, keluargalah yang seharusnya menjadi tameng bagi anak untuk melindungi dari pengaruh-pengaruh negatif yang makin bertubi-tubi datang dari semua sudut. “Next time, bunda akan lebih berhati-hati!”.

Comments

Popular Posts