Pemuda Bermanfaat
Gambaran Penduduk Desa Mungguk Pic source: Dok Dratia Eka |
Pemuda dengan hobi yang penuh tantangan tentu tidak salah. Terlebih di tengah situasi trend pergaulan yang makin tak jelas ini, tidak bersentuhan dengan dunia narkoba atau tawuran saja itu sudah syukur Alhamdulillah. Apalagi pemuda yang sudah dapat menentukan apa kegemarannya, lalu mau dan konsisten menekuni hobinya itu, tentu harus kita apresiasi. Tapi saya akan memperbandingkannya dengan si mahasiswa UI yang mengirim proposal ke kantor tempat saya bekerja. Dratia Eka, namanya. Ia adalah seorang mahasiswi fakultas ilmu keperawatan UI angkatan 2010, bersama empat orang kawannya mengajak kami untuk turut terlibat dalam kegiatan amalnya bertajuk Menuju Blang Cerdas, menyediakan buku-buku bacaan untuk anak-anak di desa Mungguk Gelombang, Sintang, Kalimantan Barat, sebuah desa yang terletak dekat dengan perbatasan Indonesia – Malaysia. Dalam proposal tersebut diceritakan betapa masyarakat di sana masih jauh dari kata layak untuk dapat menikmati fasilitas pendidikan dan ekonomi. Bangunan sekolah yang tak layak pakai, minimnya fasilitas belajar, dan akses keluar-masuk desa tersebut pun masih sangat sulit untuk dijangkau. Bayangkan, masih butuh 1 hari 1 malam perjalanan darat lagi dari kota pontianak ke kota Sintang, belum lagi masih harus masuk ke desa Mungguk Gelombang yang hanya bisa diakses dengan melewati sebuah jembatan kayu yang sudah tak layak lagi. Membayangkannya pun hampir tak sangup rasanya.
Dua aktivitas, yang semuanya
dilakukan oleh pemuda, kegiatannya pun punya kemiripan yaitu sama-sama bergelut
dengan alam dan petualangan. Hoby menaklukan alam dengan off road, surfing, dan
sebagainya tentu butuh biaya besar. Sarana dan prasaranya sudah pasti tidak
murah. Belum lagi biaya untuk hunting lokasi yang pasti jauh dan sulit pula
untuk di akses. Selain nyali, juga butuh biaya besar untuk melakukannya. Sama halnya dengan apa yang dilakukan oleh
Dratia dan teman-temannya. Lokasi yang sangat jauh dengan medan yang sulit
dijangkau, butuh kendaraan khusus untuk menujunya, maka anggaran yang
dicadangkan dalam proposal khusus untuk biaya transportasinya pun terbilang
tidak sedikit. Nyali juga sangat dibutuhkan disini. Selain untuk menempuh
perjalanan yang keras, mereka juga membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri
yang luar biasa untuk menggerakkan berbagai pihak agar mau terlibat
menyukseskan program mereka ini, termasuk kepada Tiga Serangkai, perusahaan
tempat saya berkeja.
Sekarang coba kita berhitung
dengan menimbang manfaat apa yang bisa diraih oleh masing-masing kegiatan
tersebut. Kepuasan. Ya, keduanya akan
merasakan kepuasan batin yang tidak dapat dinilai dengan uang. Meskipun sama,
namun kepuasan yang menurut saya berbeda tingkatannya. Pemuda dengan hoby
ekstrimnya, akan merasa sangat puas jika mampu menaklukan tantangan demi tantangan yang di targetkan. Tapi kepuasan
untuk dapat ia nikmati sendiri. Memuaskan kegemarannya, keinginannya dan bahkan
nafsunya. It’s all
about them self.
Kepuasan yang berbeda dengan apa
yang akan dirasakan oleh Dratia dan teman-temannya jika misi yang mereka
perjuangkan telah tuntas dilaksanakan. Kepuasan membantu anak-anak sekolah yang
serba kekurangan fasilitas belajar, dengan menyediakan mereke berbagai macam
jenis buku bacaan. Kepuasan membantu penduduk desa dengan kemampuan ekonomi
yang sangat lemah, dengan bekerjasama membangaun sebuah koperasi. Kepuasan yang
tak hanya dapat dirasakan oleh Dratia dan teman-temannya, melainkan oleh
seluruh penduduk desa, juga kepuasan bagi pihak-pihak yang telah terlibat di
dalamnya.
Saya kurang tau bagaimana
komposisi jumlah antara mahasiswa dengan pemikiran yang luar biasa tersebut
dibandingkan dengan pemuda-pemuda yang, maaf, hanya mau mengejar obsesi
pribadinya saja dengan tingkat kepedulian terhadap sekitar yang kurang di
Indonesia tercinta ini. Saya hanya berfikir, andai saja pemuda dengan
kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya, tidak perlu terlalu lebar menarik
garis, cukup di lingkungan kampungnya saja misalnya, jumlahnya lebih banyak,
tentu akan sangat melegakan. Paling tidak memberikan pengharapan jika mereka sudah
mulai memegang tongkat estafet kepemimpinan negeri ini nanti, akan dapat
memberikan perubahan dan perbaikan untuk bangsa. Karena tidak lagi hanya ada
diri mereka sendiri dalam hati dan pikiran, melainkan masih banyak masalah yang
harus mereka pikir, lakukan dan tuntaskan. Semoga.
Comments
Post a Comment