Semua Ada Aturan Mainnya
pic source: rachelmariestone.com |
Kalau kuda yang menarik delman
harus dipakaikan tali kekang dan kaca mata kuda untuk memastikan kuda tetap
fokus pada arah yang dituju sesuai dengan komando dan kendali si kusir, maka
manusia punya aturan. Aturan berfungsi mengendalikan manusia. Aturan bersifat
mengikat, selalu ada sanksi dan konsekuensi atas pelanggarannya.
Dimanapun manusia berada, aturan
selalu ada. Alloh menurunkan Islam untuk mengatur kehidupan semua manusia, pemerintah
punya undang-undang untuk mengatur rakyatnyanya, perusahaan punya tata tertib
untuk mengatur karyawannya dan kepala rumah tangga juga punya aturan untuk
mengatur anggota keluarganya.
Saya akan ambil contah di lingkup
yang lebih dekat dengan kehidupan keseharian kita saja. Di dunia kerja misalnya,
kita mengenal Standart Operational Procedure (SOP), Job description (Job desk),
lalu ada Petunjuk Teknis (Juknis), Work flow (alur kerja), dan mungkin ada
banyak istilah lain yang pada intinya semuanya memuat aturan. Aturan bagaimana
sebuah proses produksi harus dijalankan, bagaimana seorang karyawan bekerja
sesuai jabatan dan tanggung jawabnya, semuanya, semuanya diatur. Aturan tidak harus
tertulis. Di rumah, meskipun tidak terpampang piagam di dinding yang memuat
aturan A sampai Z, tapi penghuni rumah akan mempunyai tugas dan tanggung
jawabnya masing-masing. Si Ibu punya tugas, demikian pula si Bapak dan juga
anak-anak, masing-masing akan menjalankan perannya sesuai dengan aturan yang
telah disepakati oleh keluarga tersebut. Kenapa semua diatur? Ya supaya semua
proses berjalan dengan sebagaimana mestinya, tidak saling berbenturan, tidak
ada kesalahan untuk mencapai tujuan.
Dengan aturan masing-masing pihak
akan mengetahui hak dan kewajibannya, tahu mana yang menjadi wilayah ‘kekuasan’nya,
tahu bagaimana harus bertindak. Dengan aturan, hak seseorang tidak akan terganggu
oleh seseorang lainnya, karena sudah mengetahui tanggung jawab masing-masing. Itu
dapat terjadi jika aturan dipatuhi. Jika semua pihak mempunyai kesadaran dan
keyakinan penuh bahwa aturan dapat membawa semua pihak ke arah yang sesuai
dengan yang dituju, sehingga punya kemauan kuat untuk menaatinya.
Tiap pribadi mempunyai arah dan
tujuannya masing-masing. Untuk mencapainya masing-masing pun memiliki caranya
sendiri bergantung dari cara pandang dan cara berpikirnya. Masalahnya, nafsu
dan egois tersimpan dalam diri setiap manusia, hanya berbeda kadarnya. Nafsu
dan egoisme inilah yang terkadang begitu kuatnya mempengaruhi dan mengendalikan
cara pandang dan cara berpikir seseorang, hingga tak lagi memandang aturan
sebagai hal yang harus dipatuhi. Asal keinginan dan tujuan tercapai, untuk apa
ada aturan.
Lalu apa yang terjadi jika aturan
tidak diindahkan? Mobil yang melaju
kencang menerobos lampu merah, pasti akan mengganggu laju kendaraan dari arah
yang berlainan, fatalnya bisa mengakibatkan kecelakaan. Penduduk di bantaran sungai yang seenaknya
saja membuang sampah ke sungai, jelas akan menyebabkan banjir saat curah hujan
meningkat. Seorang karyawan yang bekerja tidak sesuai dengan alur proses yang
berlaku, berpotensi mengakibatkan kesalahan prosedur dan menyebabkan terganggunya
sebuah proses kerja. Maka jawaban
pertanyaan di atas adalah, saat sebuah aturan dilanggar maka sebuah proses yang
ideal tidak akan tercapai karena akan muncul gangguan (eror). Karena setiap
pelanggaran aturan akan diikuti oleh sebuah konsekuensi. Dan konsekuensi tidak
melulu berarti sanksi. Gangguan (eror), dan hal-hal diluar keinginan yang
terjadi juga menjadi salah satu wujud dari konsekuensi sebuah pelanggaran.
Tentu semua orang berkeinginan
untuk mencapai sebuah tujuan, baik tujuan pribadi maupun tujuan bersama. Maka
keberadaan aturan akan sangat diperlukan untuk mengakomodir tujuan-tujuan
tersebut. Dan yang tak kalah pentingnya adalah kesadaran masing-masing pihak
untuk mentaati aturan yang ada, di manapun kapanpun, untuk menghindari
munculnya gangguan (eror) sehingga tujuan dapat tercapai.
Sebuah uraian yang sangat
sederhana sebenarnya, bukan hal yang rumit dan berbelit, tapi menjadi suatu hal
yang nyatanya tidak semua orang dapat memahami dan mentaati aturan di kehidupan
sehari-hari. Tapi setidaknya, uraian di atas akan selalu mengingatkan siapa
saja termasuk saya untuk tidak selalu mengedepankan keinginan dan nafsu diatas
segala-galanya, hingga tak lagi mengindahkan tatanan, aturan dan norma yang
ada.
Comments
Post a Comment