Come and See My World

Alasan Saya Suka Mendongeng


Azzam dan Sasha mencandu dongeng. Acara mendongeng memang menjadi rutinitas kami sebelum anak-anak berangkat tidur. Keduanya selalu menagih bunda untuk mendongeng, atau  membacakan buku apa saja setiap kali mereka bersiap untuk tidur. Sayapun selalu senang melakukannya karena menurut AyahBunda.com, mendongeng memberikan banyak sekali manfaat bagi tumbuh kembang anak. Dan memang benar, saya sudah dapat merasakan langsung manfaat mendongeng terhadap perkembangan kedua buah hati saya.

Meningkatkan keterampilan bicara anak, karena bayi atau balita akan kenal banyak kosa kata.


Dengan rutin memperdengarkan cerita atau membacakan buku, Azzam dan Sasha sudah mampu mengucapkan beberapa kosa kata di usia 15 bulan, dan sudah mulai mahir menyusun frase menjelang usia 20 bulan.  Dari aktifitas mendongeng dan membacakan buku, mereka mendengar banyak kosa kata, menyimpannya dalam memori lalu mereka akan lebih mudah belajar mengucapkannya.

Mengembangkan kemampuan berbahasa anak, dengan mendengarkan struktur kalimat.

Kemampuan bahasa Azzam dan Sasha pun terhitung sangat baik. Pengucapannya jelas, dengan struktur kalimat yang sudah teratur dengan baik. Azzam bertutur sengan intonasi yang sedang, tapi mantab, dan hampir membuat sedikit sekali kesalahan dalam susunan kalimatnya. Sedang sasha berbicara dengan intonasi yang lebih cepat, tegas dan juga jarang membuat kesalahan dalam menyusun frase. Sering mereka mengejutkan kami, orang tuanya dengan celetukan-celetukan yang tak kami kira akan mereka ucapkan sebelumnya.

Meningkatkan minat baca.

Tawari Azzam dan Sasha dengan pilihan mainan atau buku. Maka keduanya akan memilih buku terlebih dahulu. Asal jangan menawarkan pilihan buku atau makanan. Jelas mereka akan memilih makanan (ya iya lah..). Ketertarikan mereka pada buku sangat tinggi, Alhamdulillah. Ternyata memang benar, dengan memperkenalkan buku pada anak sedini mungkin sangat efektif untuk merangsang minat baca dan ketertarikannya pada buku.

Mengembangkan keterampilan berpikir.

Saat mendongeng, sesekali saya sisipkan beberapa pertanyaan berkaitan dengan cerita yang sedang saya perdengarkan. Misal, saya sedang bercerita tentang kereta pengangkut susu, saya bertanya “cara masukin susu ke dalam keretanya gimana ya, Mas?”. Lalu Azzampun mulai menunjukkan ekspresi berpikir serius, dengan kening mengkerut, mencoba berpikir bagaimana cara memasukkan susu ke dalam gerbong kereta. Memang tidak serta merta Azzam mampu menemukan jawabannya. Tapi paling tidak dengan aktivitas tersebut, sudah bisa memberikan rangsangan padanya untuk melatih caranya berpikir.

Meningkatkan keterampilan problem solving.

Selalu dimunculkan konfliks dalam cerita atau dongeng. Dan saat konflik datang, Azzam akan dengan sangat antusias memcoba menebak kelanjutan ceritanya, dengan membuat cerita sesuai kehendaknya. Misal, saat saya bercerita tentang sebuah kapal yang berlubang dan mulai tenggelam di tengah danau, maka Azzam pun punya cerita versinya sendiri, tentang bagaimana penumpang dalam kapal tersebut bisa menyelamatkan diri (meskipun ceritanya ngaco sih). Tentu saja hal ini akan membantunya berlatih untuk mencari jalan keluar untuk setiap masalah yang mungkin menghadangnya.

Merangsang imajinasi dan kreativitas.

Saya bisa menceritakan apa saja atau membacakan apa saja saat waktu mendongeng tiba untuk Azzam dan Sasha, tentu saja dengan materi yang sesuai dengan usianya. Saat bunda bercerita tentang Istana Pangeran, Azzam dan Sasha akan mendengarkan cerita dengan seksama, dengan sesekali mengajukan pertanyaan-pertanyaan lucu mereka. Lalu di lain waktu tiba-tiba dia berteriak menunjukkan mainan baloknya yang sudah ia susun menjulang tinggi sambil berteriak “bunda, lihat! Ini istana pangerannya!”. Rupanya cerita bunda telah mampu memberikannya inspirasi untuk berkreasi dengan mainannya.

Memperkenalkan nilai-nilai moral.

Harus ada muatan positif dalam setiap cerita yang diperdengarkan untuk anak. Demikian pula untuk Azzam dan Sasha. Saya biasanya mengarang sebuah cerita yang saya sesuaikan dengan masalah yang sedang saya hadapi perihal Azzam dan Sasha. Misalnya saat Azzam sedang rajin menunjukkan ke’aku’annya, dengan sering memaksakan kehendaknya. Maka saya akan mengarang sebuah cerita fable yang memuat cerita mirip dengan apa yang terjadi pada Azzam, dengan konflik dan ending cerita yang saya bumbui semenarik mungkin. Dan ternyata sangat membantu saya untuk memberikan pengertian pada Azzam tentang nilai-nilai moral yang harus ia ketahui dan pelajari.

Relaksasi.

Mendongeng sangat tepat sekali dijadikan agenda rutin untuk dilakukan setiap kali menjelang tidur. Mengajak Azzam dan Sasha membersihkan tangan dan kaki, meminta mereka menghabiskan susunya, meredupkan lampu, lalu mengajak mereka berbaring santai di tempat tidur sambil menceritakan dongeng atau membacakan buku yang menarik, di jamin, Azzam dan Sasha akan sangat mudah ditidurkan.

Mempererat ikatan emosi dengan orang tua.

Yang ini sudah pasti sangat bisa dirasakan langsung manfaatnya. Saat bunda atau ayah mulai bercerita, lalu Azzam dan Sasha mendengarkan dengan penuh khitmad, moment seperti inilah yang akan menjadikan hubungan orang tua dan anak semakin erat.



Jika Azzam dan Sasha suka sekali mendengarkan dongeng dari ayah bundanya, maka sudah barang tentu semua anak pasti demikian. Dengan begitu banyaknya manfaat yang bisa kita peroleh dari kegiatan mendongeng, tidak ada alasan untuk menghindar saat anak meminta untuk dibacakan cerita atau mendongeng. Semua bisa dijadikan media untuk bercerita. Tidak hanya buku. Majalah, koran, katalog belanja, atau apa saja yang bergambar menarik bisa kita gunakan sebagai bahan bercerita. Bahkan jika tidak ada sekalipun, kita bisa saja membuat cerita sendiri, mengarang dongeng dengan alur cerita sesuai keinginan dan kebutuhan kita. Anak pasti suka. Mari mendongeng!!.

Comments

Popular Posts