Gendut! Lucu Sih, Tapi Sehatkah?
Azzam, dulu |
Saat saya mulai kesulitan untuk
memilihkan baju yang sesuai dengan usia, berat dan bentuk tubuhnya. Saat komentar
orang-orang mulai terdengar berubah, dari pujian menjadi kekagetan “Ya ampun,
Bun, kok Azzam gedhe buanget sekarang?”. Dan saat mendengar statement miring seorang
dokter anak kawakan di Solo perihal anak dengan dengan berat badan berlebih “Jadi
Ibu kok seneng anaknya gendut!”. Saat-saat itulah membuat saya menjadi sangat
khawatir dengan laju pertumbuhan berat badan Azzam. Saya mulai khawatir Azzam akan
mengalami obesitas. Sedangkan saya paham betul tentang akibat yang akan
ditimbulkan oleh obesitas di kemudian hari.
Lalu sampailah saya pada satu
titik, dimana saya merasa harus melakukan sesuatu untuk mengendalikan laju
pertumbuhan berat badan Azzam. Kalau tadinya kelebihan berat Azzam lebih
disebabkan karena konsumsi susu formula yang terbilang berlebih, maka saya
mulai putuskan untuk menekannya, dengan segera menyapihnya dari pernggunaan
botol dan dot. Alhamdulillah berhasil. Setelah
melalui 3 hari proses penyapihan yang melelahkan, Azzam mulai tidak meminta
susu selama ia tidur di malam hari, seperti sebelumnya. Berat badannya pun
mulai berangsur menurun. Terlebih saat disusul sakit diare yang memaksanya
harus dirawat di rumah sakit, berat badannya mulai mendekati track KMS yang seharusnya.
Kini, setelah 6 bulan berlalu, saya
kembali dirundung kekhawatiran. Kali ini kahwatir melihat berat badan Azzam
yang makin menurun, alias makin kurus. Hadeeh…galau total deh. Gemuk,
kegendutan. Giliran pas kurus, terlalu kurus. Jelas saja Azzam makin kurus karena ia
tidak lagi mau mengkonsumsi susu sebanyak dulu. Dia hanya bisa menikmati susu saat
disajikan dalam botol dan dot, tidak di gelas, atau tempat minum lainnya. Ditambah
lagi, selera makannya yang terus menurun, menolak segala jenis sayuran dan buah,
sedang aktivitas fisiknya makin bertambah. Kini berat badan Azzam tinggal 18
kg.
Azzam, sekarang |
Hingga suatu hari, seorang rekan
berkomentar saat melihat Azzam “lho bun, kok Azzam kurus banget sekarang,
kasian deh bun!”, sontak membuat saya termangu, serasa dunia berhenti berputar
saat itu, lalu berpikir “Salahkah keputusan saya untuk mengendalikan berat
badan Azzam 6 bulan yang lalu itu?”. Disusul satu peristiwa lain, suatu siang Ayah
mengirimi sebuah poto Azzam yang diambil Desember tahun lalu, membuat saya langsung
terkesima melihat tubuhnya yang begitu besar. Lalu membandingkannya dengan
Azzam yang sekarang. Saya langsung berkomentar “duuh Yaah, bunda jadi sedih nih,
Azzam kok jadi kurus ya!”.
Untungnya saya segera tersadar, setelah dengan sangat bijaknya suami saya menjawab kegundahan saya tersebut dengan hanya satu kalimat “Tenang, bunda. Bunda akan jadi lebih sedih jika bunda tetap membiarkan Azzam dengan badannya yang overweight…”. Ya, Ayah benar. Akan ada banyak bahaya mengintai kesehatan Azzam kelak, jika berat badannya terus di atas angka ideal. Jadi, mungkin Azzam tidak lagi mendapat predikat ‘balita ndundut dan lucu’, tapi itu jauh lebih baik bagi kesehatannya, terhindar dari bahaya obesitas dengan sederet komplikasi bisa ditimbulkan olehnya. Insyaallah. Intinya, saya harus menyadarkan diri saya untuk tidak terlalu risau dengan penurunan berat badan Azzam. Akan lebih baik bagi saya untuk lebih memperhatikan keseimbangan asupan gizi dari makanan yang Azzam konsumsi. Mengupayakan segala cara agar ia tertarik dan mau makan sayuran dan buah-buahan, itu lebih urgent. Ayo, Bunda pasti bisa! Bismillah.
Untungnya saya segera tersadar, setelah dengan sangat bijaknya suami saya menjawab kegundahan saya tersebut dengan hanya satu kalimat “Tenang, bunda. Bunda akan jadi lebih sedih jika bunda tetap membiarkan Azzam dengan badannya yang overweight…”. Ya, Ayah benar. Akan ada banyak bahaya mengintai kesehatan Azzam kelak, jika berat badannya terus di atas angka ideal. Jadi, mungkin Azzam tidak lagi mendapat predikat ‘balita ndundut dan lucu’, tapi itu jauh lebih baik bagi kesehatannya, terhindar dari bahaya obesitas dengan sederet komplikasi bisa ditimbulkan olehnya. Insyaallah. Intinya, saya harus menyadarkan diri saya untuk tidak terlalu risau dengan penurunan berat badan Azzam. Akan lebih baik bagi saya untuk lebih memperhatikan keseimbangan asupan gizi dari makanan yang Azzam konsumsi. Mengupayakan segala cara agar ia tertarik dan mau makan sayuran dan buah-buahan, itu lebih urgent. Ayo, Bunda pasti bisa! Bismillah.
nah, kan kebanyakan galau karena komentar orang.. hehe
ReplyDeleteyg penting ibu hepi, anak sehat dan hepi juga, mbak..
pokoknya setiap ibu tahu yg terbaik lah buat bayinya... :D
hahahaha....betul betul! padahal udah pede banget lho, tapi tetep aja sempat goyah ma komen orang. yah...saya hanya manusia biasa, hehehe. betul, ibu tau yang terbaik untuk anaknya!
Delete