DON'T SWIPE !!
Swiper vs Dora |
Saya juga ingat dan menjadi
sangat memahami, saat kakak laki-lakiku marah sejadi-jadinya, waktu itu kami
masih duduk dibangku kuliah, ketika dia mendapatiku sedang memainkan HPnya
tanpa seijinnya. HP itu adalah property pribadinya. Yang pasti berisi hal-hal
yang berkenaan dengan pribadinya, dan mungkin enggan jika ada orang lain yang
tau. Sejak itu, saya pun kapok untuk tidak lagi pegang HP kakak tanpa seijin
dia terlebih dahulu, meskipun hanya untuk main tetris.
Tau bahwa barang pribadi kita
sudah diacak-acak oleh orang, rasanya begitu menyakitkan. Terlebih jika orang
tersebut adalah orang yang kita percaya untuk membantu menjaga property kita. Maka
untuk tau batasan-batasan mana yang menjadi hak kita dan mana yang bukan adalah
sangat penting untuk dipahami oleh setiap individu.
Tapi nyatanya saat usia bumi ini
makin tua, orang dengan pemahaman minim (bahkan minus) akan hak pribadi dan hak orang
lain tidak makin berkurang, malah rasanya kok makin bertambah. Yah, lagi-lagi
membuktikan bahwa usia memang tidak bisa dijadikan tolak ukur tingkat
kedewasaan seseorang. Dan yah..saya masih tetap merasa sangat marah saat ada
orang yang dengan sengaja ‘mengintip’ baca pembicaraan saya dengan rekan lain
di online chat di kantor. Dan silakan tebak siapa yang bisa melakukannya. Yak,
tentu saja orang yang punya kuncinya. Orang yang punya wewenang untuk
mengaturnya. Orang yang… yah sudah lah. Rasanya masih sama seperti saat tau
lemari tempatku menyimpan barang-barang pribadiku diacak-acak oleh si mbak. Heh,
mana yang lebih tidak dewasa kalau begini, saya yang kelewat lebai marahnya,
atau orang yang sudah memaksa masuk ke komputerku?. Ok, saya sudahi saja
marah-marahnya.
Life simply, dear. Don’t Swipe!!
udah Nyah marah-marahnya.. puasa loh..
ReplyDelete*eh, ga puasa dink ya mbak siti..*
xixixi.. :-P
ah..aku berharap dia yang comment.
ReplyDeleteastaghfirullooh....