Come and See My World

DON'T SWIPE !!


Swiper vs Dora 
Saya ingat, suatu hari merasa lama sekali tidak melihat kaos kesayangan ada di lemari. Dan ternyata kaos itu kutemukan di lemari pakaian si mbak yang bekerja untuk keluarga kami. Yakin, itu bukan sekedar salah taruh, tapi ia berniat memilikinya, karena esok harinya berencana mudik. Rasanya waktu itu, duuuh….nggondok, kesel dan marah abis. Langsung lapor ke Bapak dan Ibu. Di hari yang sama, si mbak dikirim pulang kembali ke desanya. Sebelum menerima si mbak bekerja, ibu sudah diwanti-wanti oleh banyak orang yang mengenal si mbak tersebut, kalau dia punya image yang sudah sangat buruk karena suka ngutil. Tapi ibu mengabaikan, karena sudah kepincut dengan cara kerjanya yang excellent, dengan harapan seseorang bisa saja berubah dari yang dulunya buruk menjadi lebih baik.

Saya juga ingat dan menjadi sangat memahami, saat kakak laki-lakiku marah sejadi-jadinya, waktu itu kami masih duduk dibangku kuliah, ketika dia mendapatiku sedang memainkan HPnya tanpa seijinnya. HP itu adalah property pribadinya. Yang pasti berisi hal-hal yang berkenaan dengan pribadinya, dan mungkin enggan jika ada orang lain yang tau. Sejak itu, saya pun kapok untuk tidak lagi pegang HP kakak tanpa seijin dia terlebih dahulu, meskipun hanya untuk main tetris.

Tau bahwa barang pribadi kita sudah diacak-acak oleh orang, rasanya begitu menyakitkan. Terlebih jika orang tersebut adalah orang yang kita percaya untuk membantu menjaga property kita. Maka untuk tau batasan-batasan mana yang menjadi hak kita dan mana yang bukan adalah sangat penting untuk dipahami oleh setiap individu.

Tapi nyatanya saat usia bumi ini makin tua, orang dengan pemahaman minim (bahkan minus) akan hak pribadi dan hak orang lain tidak makin berkurang, malah rasanya kok makin bertambah. Yah, lagi-lagi membuktikan bahwa usia memang tidak bisa dijadikan tolak ukur tingkat kedewasaan seseorang. Dan yah..saya masih tetap merasa sangat marah saat ada orang yang dengan sengaja ‘mengintip’ baca pembicaraan saya dengan rekan lain di online chat di kantor. Dan silakan tebak siapa yang bisa melakukannya. Yak, tentu saja orang yang punya kuncinya. Orang yang punya wewenang untuk mengaturnya. Orang yang… yah sudah lah. Rasanya masih sama seperti saat tau lemari tempatku menyimpan barang-barang pribadiku diacak-acak oleh si mbak. Heh, mana yang lebih tidak dewasa kalau begini, saya yang kelewat lebai marahnya, atau orang yang sudah memaksa masuk ke komputerku?. Ok, saya sudahi saja marah-marahnya.

Life simply, dear. Don’t Swipe!!          

Comments

  1. udah Nyah marah-marahnya.. puasa loh..

    *eh, ga puasa dink ya mbak siti..*

    xixixi.. :-P

    ReplyDelete
  2. ah..aku berharap dia yang comment.

    astaghfirullooh....

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts