Azzam Sudah SD!
Belum genap seminggu Azzam
memulai petualangan di sekolah barunya di SDII Al Abidin, Ayah Bunda sudah
dikejutkan dengan banyak perubahan yang Azzam perlihatkan dan membuat kami
tidak mungkin untuk tidak banyak-banyak mengucap Alhamdulillah.
Azzam Lebih Tertib Sholat
Biasanya, Azzam bangun pukul
06.00, lalu langsung mandi. Namun sejak hari pertamanya ke sekolah, Azzam dapat
dengan mudah dibangunkan saat Adzan subuh berkumandang. Lalu dengan penuh
kesabaran ayah mengajaknya untuk sholat subuh di masjid. Ia pun menurut,
meskipun dengan wajah yang masih terkantuk-kantuk.
Pagi ini, Azzam bangun setelah
ayah pulang dari masjid. Dengan tubuh yang masih terhuyung-huyung menahan
kantuk, Azzam kembali berbaring di depan TV. Menyalakan TV, dan menonton Paw
Pattrol. Kurang suka dengan pemandangan ini dan karena matahari mulai menampakkan diri,
bunda buru-buru mengajaknya mandi. Namun saat bunda menarik jemarinya seraya
berkata “yuk mas, mandi sik!”, Azzam menjawab “sik bund, aku tak solat dulu”.
Aaaah…meleleh hati bunda, le. Azzam bangkit, berjalan menuju kamar mandi untuk
mengambil wudlu. Lalu ia pun segera menunaikan solat 2 rekaat dengan sangat
serius. Dan saya? Saya hanya duduk
memandangi tubuh kecil itu melakukan gerakan demi gerakan solat seraya tak
berhenti mengucap syukur Alhamdulillah.
Jika yang sudah-sudah Azzam akan
menyuguhkan 1001 alasan agar ia bisa terlepas dari ajakan bunda untuk mengaji,
sangat berbeda keadaannya dengan yang terjadi di 3 hari terakhir ini. Sore
kemarin contohnya. Bunda sudah akan menyudahi sesi belajar membaca Al Quran
saat ia menyelesaikan satu ayat yang lumayan panjang, karena biasanya dia mulai
gelisah kalau ketemu ayat-ayat yang panjang. Namun kali ini, dia menolak untuk
berhenti. Azzam meminta lanjut ke ayat berikutnya. Padahal ketemu dengan ayat
yang panjang lagi. Hingga akhirnya kami menyelesaikan 3 ayat yang lumayan
panjang sore itu, di akhiri dengan kalimat Azzam yang mengejutkan “Bun, kok aku
jadi suka baca Al Quran ya?”
Hati bunda serasa
berteriak-teriak kegirangan mendengarnya. Lalu Bunda menimpali pernyataan Azzam
dengan “Tuu kan, le, mirip main game kan rasanya. Jadi pengen naik level
terus”. Azzam mengangguk dengan senyum yang mengembang.
Azzam Lebih mandiri
Saat di TK dulu, Azzam tidak
pernah peduli dengan apa yang harus ia bawa untuk ke sekolah (baca : tas).
Seringnya, bunda harus berulang kali berteriak manis “Mana tasnya,
Maaaas?” biasanya setelah komando yang
ke tiga, ia baru ngeh untuk mencari dimana tasnya. Hadeeeh…
Sekarang beda!. Dua malam
terakhir ini, Azzam dengan sesadar-sadarnya, tanpa ada yang memintanya, ia
menyiapkan sendiri keperluan sekolahnya. Memasukkan buku dan alat tulis ke
dalam tas. Menyiapkan tempat minum dan bekalnya. Wow!! Mengejutkan!
Tak hanya Azzam yang bersemangat
dengan sekolah barunya. Kami orang tuanya pun juga tak kalah antusiasnya. Terlebih
dengan tanda-tanda awal perubahan positif yang ditunjukan oleh Azzam tersebut,
makin memantapkan hati saya, bahwa saya telah membuat pilihan yang benar. Di waktu
yang masih terbilang sangat dini ini, tampaknya saya sudah bisa merasakan kesesuaian
antara ekspektasi dan aktual output yang dihasilkan dari lingkungan sekolah
baru Azzam. Ini yang membuat saya
menjadi amat sangat excited dan makin penasaran dengan kejutan-kejutan positif apa
lagi yang akan di’suguh’kan Azzam setiap harinya.
Harapan utama kami adalah agar
Azzam menjadi anak sholeh, itu ada di urutan teratas dalam daftar prioritas
kami. Dan sekolah memberikan jawabannya dengan konsep pendidikan Islami yang
sangat kental hingga langsung dapat dirasakan bahkan hanya dengan melihat
permukaannya saja. Dari penampilan para staf pengajarnya saja, saya sudah bisa
langsung tenang dan yakin menyerahkan pengasuhan dan pendidikan selama sehari
penuh di tangan mereka. Lalu ketika berkesempatan mendengarkan langsung
sambutan yang sarat hikmah dari Ibu
Kepala Sekolah, saya tambah yakin, bahwa Azzam sudah berada di lingkungan yang
tepat. Selanjutnya saat mengikuti program-program pra KBM yang diusung di 3
minggu awal masa sekolah, dimana murid-murid tidak langsung berjumpa dengan
sederet mata pelajaran khas SD, melainkan lebih ditekankan untuk mengasah dan
meningkatkan karakter kemandirian, kepercayaan diri dan yang pasti tentang
sholat, maka tak heran jika Azzam kini menjadi makin giat sholat dan lebih
mandiri.
Memang masih terlalu awal untuk
bersorak-sorak gembira lalu memastikan outputnya nanti akan pasti sesuai
harapan. Tapi paling tidak, ini bisa dijadikan penanda awal bahwa kami telah menemukan
‘jodoh’ yang pas untuk bekerja sama mengasuh dan mendidik Azzam, karena kesamaan
visi dan misi kami. Saya yakin, dengan modal ini, kedepan kami akan banyak
menemui kemudahan selama proses pendidikan berlangsung. Insyaalloh, aamiin.
Ternyata rajin ngeblog juga tho mbokde.......hahahahahaha
ReplyDeletewoo..baru tau ya, om.. besok buat diwariskan ke Azzam, om, hehehe
Delete