Come and See My World

Bye Bye, Dot!


Semua berjalan dengan spontan, tiba-tiba dan tidak terencana. Jumat sore, sepulang kantor, seperti biasa anak-anak akan langsung menunjukkan kebolehannya, untuk mendapatkan perhatian bunda setelah seharian tidak bersua. Namun atraksi yang diperlihatkan Azzam sore itu malah membuat bunda naik pitam. Botol susu yang ada dimeja, tanpa sebab apapun ia ambil dan langsung dilempar ke lantai. Dengan tenang bunda meminta azzam untuk mengambil dan mengembalikan botol itu ke tempatnya. Berulang tiga kali, tapi azzam tetap tidak bergeming. Sampai akhirnya bunda mengeluarkan ultimatum “Azzam, ambil botolnya atau bunda buang semua botol azzam ke sampah?!”. Azzam tampak berpikir, namun tetap diam tak beraksi.


Bunda serius kali ini. Semua botol yang tersimpan di dapur, bunda angkat dan segera menuju tempat sampah, tentu saja aksi tersebut sengaja diperlihatkan di depan azzam, dengan tidak benar-benar membuang botol-botol itu. Azzam hanya diam melihat aksi bunda. Lalu berkata “nanti azzam minum susunya pake gelas aja kok, bunda”. Tampaknya ia sedang menunjukkan keakuannya dengan tampil seolah-olah tidak masalah dengan hilangnya botol susunya.

Saat itu skenario yang terlintas adalah, seisi rumah harus mendukung aksi bunda, dengan berakting seolah-olah semua botol susu azzam sudah raib. Dan terus begitu sampai azzam benar-benar lupa akan keberadaan botol dan dot susunya. Bunda sudah ramalkan, akan tumpah banyak tangis mala mini, dan mungkin sampai dua malam berikutnya. Tapi tekat sudah bulat. Bunda siap menyapih Azzam dari botol dan dot susunya! Bismillah!

Benar saja. Hampir sepanjang malam azzam merengek, dengan berbagai permintaan yang tidak jelas. Tapi sebenarnya satu yang dia minta. Dia minta botol dan dotnya kembali. Sungguh, jadi satu malam yang terasa sangan panjaaaang dan laaamaaa. Malam kedua karna kami semua menginap di rumah uti karanganyar, keadaan sedikit lebih terkendali. Rengekan tetap ada, tapi sudah tidak seekstrim malam pertama. Kali ini azzam sudah mau terbangun dan minum air putih dari gelas. Malam ketiga, kami sudah kembali tidur di rumah, rengekan kembali panjang, tapi mulai terkendali selepas tengah malam. Yangti pun harus lebih sering terbangun, untuk meredakan tangis sang cucu.

Dari perjuangan tiga hari ini, nampaknya sudah mulai menunjukkan hasil yang memuaskan. Di siang hari azzam sudah benar-benar lupa akan botolnya. Memang, jika saat tertidur, azzam masih sering terbangun dan menangis. Tapi tidak apa-apa. Tetap harus di jalani. Sepanjang apapun nanti, intinya adalah konsistensi, itu yang bunda pegang. Demi azzam yang mandiri dan sehat!

Comments

Popular Posts