Come and See My World

Kesalahan yang Membudaya


Ayah sudah heboh dari semalam, cek sana, cek sini memastikan tidak ada informasi satu pun tentang tanggal lahirnya yang mungkin muncul di situs-situs pertemanannya. Karena hari ini adalah hari ulang tahunnya. Dan dia tidak ingin orang tau, karna jika temen sekantor ada yang tahu, artinya konsekuensi mentraktir mereka makan harus ia tanggung.


Tidak hanya di kantor ayah, saya yakin hal ini terjadi di semua kalangan. Seolah-olah sudah menjadi kelumrahan dan keharusan untuk merayakan hari lahir dengan mengajak teman sejawat makan. Belum lagi kalau mendengar cerita ibu-ibu yang putra putrinya sedang bersekolah di TK/Play Group, menjadi hal yang harus, kudu, wajib untuk merayakan ulang tahun si buah hati di sekolah. Minimal membagikan snack ke seluruh siswa plus guru-gurunya. Ga enak, malu kalau tidak merayakan. Takut kalau nanti jadi bahan omongan ibu-ibu yang lain. (ape deee!)

 Lumrah untuk sebagian besar orang, tapi aneh di mata saya. Saya terlahir dari sebuah keluarga yang jangankan berpikir untuk mengadakan pesta ulang tahun anaknya, untuk biaya makan dan sekolah anak-anak saja, orang tua saya harus terus berpikir keras tak ada hentinya dari tanggal gajian bulan satu ke bulan berikutnya. Tapi bukan masalah strata ekonomi keluarga saya yang melatarbelakangi cara pandang saya yang berbeda dari kebanyakan orang tentang ritual pesta ulang tahun. Mungkin ada pengaruhnya, karna memang orang tua saya tidak mungkin menggelar pesta dengan gaji pas-pasan tiap bulannya. Tapi orang tua saya sudah sejak dini menanamkan pada anak-anaknya bahwa hal sedemikian itu bukanlah sesuatu yang harus ditiru. Dengan tegas mereka mengatakan, itu adalah sebuah kesalahan. Tidak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad.

Islam tidak mengenal ulang tahun. Sepanjang sepengatahuan saya, tidak ada satu ayatpun yang menjelaskan tentang tata cara menyambut hari lahir manusia. Tidak ada satupun sunah nabi yang menuntun manusia untuk membuat perayaan di hari lahirnya. Lalu dari mana budaya itu datang? Jelas, budaya itu datang dari barat. Dicontohkan oleh kaum nasoroh, dan dengan hebatnya dapat disebarluaskan dengan sangat cepat, karena memang sarat dengan pesona yang menggoda, hingga begitu mudahnya memikat hati para muslimin. Sedangkan Rosul dengan tegas memerintahkan kita untuk selalu menyelisihi apa yang dilakukan kaum nasoroh. Lalu mengapa kita demikian larutnya lebih condong untuk mengikuti budaya yang seharusnya kita jauhi? Apa yang sebenarnya dirayakan saat menggelar pesta ulang tahun? Tidak ada. Karena memang tidak ada yang pantas dirayakan saat jatah usia kita sebenarnya berkurang, bukan bertambah.

Sudah. Mari kita main aman saja. Hidup kita di dunia ini singkat. Tidak perlu repot-repot memusingkan apa yang akan dikatakan orang jika kita tidak sama visi dengan mereka. Yang perlu kita resahkan adalah bagaimana kita di mata Allah. Tinggal lakukan sebanyak mungkin apa yang diperintahkanNya, dan jauhi semua yang Ia larang. That’s it. So that simple!

Comments

Popular Posts