Belajar Lebih Cepat
Pada umumnya anak perempuan
belajar lebih cepat dari anak laki-laki, dan anak kedua lebih cepat belajar dai
anak pertama. Pas sekali dengan apa yang terjadi pada Azzam dan Sasha. Sasha yang kebetulan berjenis kelamin
perempuan dan sekaligus menyandang status anak kedua, lebih cepat menguasai
pelajaran makan dibanding kakaknya. Sasha sudah mahir mengunyah dan menggunakan
sedotan sebelum menginjak usia 12 bulan. Setelah setahun sasha sudah makan
makanan rumah dengan lihai. Sedangkan Azzam baru mahir makan menjelang tahun
keduanya.
Demikian pula dengan kemampuan
bicara sasha yang mulai berkembang lebih cepat. Diusianya yang ke 20 bulan ini,
Sasha sudah mampu merangkai frase. Meski pengucapannya masih belum terlalu jelas. Tapi tetap
saja celetukan-celetukan Sasha selalu membuat kami terkagum-kagum. Seperti malam
kemarin, saat saya, Azzam dan yangkung pergi ke masjid, sedang ayah baru saja
tiba di rumah, Sasha yang sedang menikmati botol susunya langsung menghentikan
isapannya untuk menyambut kedatangan ayah, dan buru-buru membuat laporan dengan
rangkaian kata terbata-bata “ayah, nda..ajam..olat di ajid ma atung” yang
artinya “ayah, bunda dan mas Azzam lagi sholat di masjid, sama yangkung”. Ayah yang
mendengarnya langsung tertegun dan kemudian menghadiahinya dengan hujan cium
dan pelukan. Subhanallah….
Saya belum menemukan artikel yang
menulis tentang hasil penelitian yang mendukung pernyataan seperti tertulis di
kalimat pembuka di atas. Tapi kalau boleh saya menyimpulkan, kenapa Sasha lebih
cepat belajar dari si kakak Azzam, adalah karena Sasha punya lebih banyak role model untuk ia pelajari dan tiru. Kalo
Azzam dulu hanya punya ayah dan bunda, sekarang Sasha bisa mencontoh ayah,
bunda dan mas Azzam. Azzam yang selalu ada di dekat Sasha, memberikan banyak
rangsangan pada sang adik melalui segala aktivitas yang ia lakukan, untuk
dipelajari. Saat Azzam berlari kesana kemari, melompat-lompat di kasur,
berteriak-teriak, menyusun balok, atau apa saja adalah materi tambahan yang
bisa Sasha contoh, selain dari apa yang di berikan ayah dan bunda. Jadi jelas,
Sasha lebih cepat menguasai apa saja yang dilakukan oleh kebanyakan anak-anak, karena dia punya
contoh dengan figure anak-anak.
Lalu bagaimana dengan faktor gender, dalam pernyataan anak perempuan
belajar lebih cepat dari anak pria. Untuk
hal ini saya tidak punya kesimpulan teorinya. Tapi saya hanya membandingkan
dengan apa yang dialami oleh banyak ibu-ibu teman saya yang hampir semua
mengiyakan, setuju dengan pernyataan tersebut. Barangkali sudah menjadi
karakter dasar masing-masing jenis kelamin yang bersifat dapat diturunkan. Jadi
ya..sudah memang begitu. He…
So, salut untuk mas Azzam yang
sudah menjadi contoh yang baik untuk dik Sasha, membuat dik Sasha lebih cepat
menguasai banyak kebolehan. Selanjutnya, mari kita buat kesimpulan akhir. Jika
anak kedua lebih mudah dan cepat belajar, berarti akan lebih mudah dan cepat
lagi untuk anak ketiga dan keempat nanti. Benarkah? Akan saya buktikan!
*ngelirik ayah*
Comments
Post a Comment