Come and See My World

Perkenalan Saya dengan "Pendidikan Berkarakter"


pic source: smallbiztrends.com
Alhamdulillah. Keuntungan yang berlipat bagi saya karena takdir membawa saya bekerja di sebuah perusahaan penerbitan dan percetakan buku sekolah yang terhitung besar di Indonesia. Membuat saya berkesempatan untuk mengenal lebih jauh sistem pendidikan di republik ini, tahu banyak soal perkembangan dunia ajar di negeri ini, sesuatu hal yang amat menarik minat saya, sebesar ketertarikan saya pada dunia dan tumbuh kembang anak. Anak dan pendidikan, dua hal yang sangat erat berkaitan dan ada di urutan teratas dalam daftar top priority hidup saya.


Sedikit prolog sebagai pengantar tentang bagaimana saya bisa mengenal istilah Pendidikan Berbasis Karakter Bangsa. Istilah baru yang sedang giat didengung-dengungkan oleh pemerintah, sebagai upaya menjawab masalah yang tengah dihadapi bangsa ini, masalah lunturnya nilai-nilai luhur yang menjadi karakter bangsa ini. Suatu metode dalam sistem pengajaran dengan memasukkan 18 nilai-nilai karakter bangsa ke dalam semua mata pelajaran untuk semua jenjang sekolah.  Ke 18 nilai tersebut adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, demokratis, mandiri, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab.   

Ya, nilai-nilai tersebut memang mulai memudar, buktinya semakin banyak tawuran massa, dari anak sekolah, mahasiswa, sampai warga kampung makin suka menggunakan tawuran sebagai alat komunikasi mereka. Sudah tidak risih lagi saat membuang sampah sembarangan, tidak malu saat menerobos barisan antrian, dan makin maraknya tindak korupsi di semua lini. Berharap dengan langkah pemerintah dengan menggiatkan pelaksanaan pendidikan berbasis karakter bangsa ini, dapat kembali menumbuhkan nilai-nilai luhur tersebut. Tentu saja, keberhasilan pelaksanaan misi ini bukan hanya menjadi tugas pemerintah dan sekolah saja, melainkan orang tua dan keluarga turut mengemban peran dan tanggung jawab besar untuk ikut serta menyukseskannya.    

Lalu bagaimana bentuk aplikasinya? Khususnya bagi kita orang tua, apa yang harus kita lakukan demi terbentuknya karakter baik pada anak-anak kita? Pada prinsipnya, ada 3 hal yang harus dilakukan secara terintegrasi dalam menerapkan pendidikan berkarakter.

1.         Membuat anak tahu mana yang baik dan yang buruk
Jangan menunggu usia tertentu untuk memperkenalkan mana yang baik dan yang buruk pada anak kita. Menjelaskan perbedaan tugas dan kegunaan tangan kanan dan kiri, memperkenalkan tata cara makan dan minum yang benar, menjelaskan mengapa tidak boleh membuang sampah sembarangan, akan sangat efektif diperkenalkan pada anak sejak usia dini.

2.         Membuat anak cinta pada kebaikan dan membenci keburukan
Membuat anak terbiasa dengan hal-hal yang baik, sangat penting ditanamkan sejak dini pula. Terbiasa bermain bergantian, tidak suka memaksakan kehendak, terbiasa menjaga kebersihan lingkungan, dan tidak suka membuang sampah sembarangan, akan menumbuhkan kecintaan anak pada hal-hal yang telah biasa ia lakukan tersebut.

3.         Membuat anak mau dan mampu melakukan kebaikan
Jika anak sudah dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, kemudian bisa mencintai hal baik dan membenci yang buruk, selanjutnya adalah memastikan mereka untuk mau melakukannya, mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.

Konsistensi mutlak diperlukan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan pada anak. Kerjasama yang baik dari semua pihak, orang tua, keluarga, sekolah, guru, murid dan pemerintah akan turut menjadi faktor penentu keberhasilan dan efektifitas pelaksanaan pendidikan karakter bangsa ini. Semoga upaya ini benar-benar mampu mewujudkan bangsa dan Negara Indonesia yang lebih baik dan lebih bermartabat. Amin.

Comments

Popular Posts