Sweetest Sweety (The Story Behind...)
Sweetest sweety, gula-gula termanis.
Saya selalu suka dengan dua kata itu. Bukan hanya terlihat manis saat ditulis,
dan terdengar indah saat diucap, tapi juga karena dua kata itu menyimpan sejarah
dan makna yang mendalam untuk saya pribadi.
Saya menemukan frase itu pertama
kali disebuah paket gift cantik berbentuk kotak, sebesar box CD, tertulis di
cover depan kotak tersebut, dengan latar belakang gambar matahari yang sangat
indah, “To : My Sweetest Sweety”. Sebuah gift istimewa berisi kaset Phill
Collins, gift pertama yang saya terima dari kakak angkatan saat kuliah dulu, yang sekarang menjadi rekanan saya dalam mengarungi hidup, di suatu hari di bulan
Januari tahun 2003. Sweety, saya gunakan untuk menjuluki diri saya sendiri
sejak jaman SMA dulu, yang juga plesetan dari nama Siti, sepertinya karena
ingin terlihat sedikit lebih keren waktu itu. Lalu ditambahkan dengan kata
Sweetest, sehingga mengandung maksud memberikan bingkisan untuk 'si manis yang paling manis'. Manis,
tapi agak geli juga mengingatnya. Frase yang
menurut saya begitu manis dan indah, yang dengan sendirinya langsung tertanam
di memory saya. Memory yang tak kan pernah dapat terhapus. Semenjak itu, saya selalu
menggunakan kata itu untuk menamai semua barang pribadi saya.
Kini saya menggunakannya sebagai
judul blog pribadi saya. Sesuai maknanya, blog yang menjadi ajang dan sarana
curhat saya ini, berharap akan menjadi tempat tertampungnya semua hal manis dan
menarik yang terjadi dalam hidup saya. Merekam semua moment indah bersama
keluarga, saudara dan teman, menyuarakan segala apa yang saya pikir dan
rasakan, kemudian membaginya kepada dunia. Berharap dunia turut merasakan manisnya
lalu berkenan mengambil sari manisnya, semanis yang saya rasa.
Comments
Post a Comment